Assalamualaikum….. Wah tidak terasa ya sudah ada di tahun 2023, tahun lalu pastinya cukup berat untuk Ayah, Bunda dan anak-anak juga pastinya yuk tetap semangat ya semuanya semoga di tahun ini semuanya akan baik-baik saja dan harus tetap sehat baik dalam jasmani dan rohani kita. Mencoba menguatkan diri bicara pada diri sendiri yuk kamu bisa dan kamu kuat, lebih banyak mendengarkan dan sedikit saja berbicara.
Memiliki dua anak laki-laki yang menginjak usia remaja dan satu anak balita membuat saya harus pintar-pintar mengolah emosi, jika sedang berurusan dengan mereka si ABG siap atau tidak pasti banyak sekali perdebatan yang akan kami lalui. Dari masalah sepele dan simpel soal menjemur handuk basah bekas mereka mandi akan menjadi perdebatan dipersidangan, anak tegah ku banni bisa dibilang anak yang pendiam tapi dalam kediamannya ada bom atom yang siap meledak kapan saja.

Belajar dari kesalahan anak untuk introspeksi diri sendiri.
Yap dipenghujung tahun 2022 anakku Banni yang usianya 12 tahu di Januari ini habis saja menjadi bom atom yang meledak, hampir satu jam lebih kami berdebat di teras rumah. Awalnya ia baik-baik saja tapi entah kenapa ia meledak, berteriak-teriak dengan sepupunya yang kebetulan sedang menginap dirumah kami untuk berlibur. Cerita versi banni ia tersinggung dengan sikap sepupunya yang tertawa seperti mengolok-olok luka koreng yang ada di wajah banni, tapi setelah saya tanya ke anaknya ia tidak melakukan itu dan didukung oleh kesaksian anak sulungku berkata “banni gak jelas kita lagi main tapi ia yang tersinggung”. Sampai sini aku paham ternyata ada samting nih yang memegang ingin dia utarakan tapi gak bisa.
Emosi pastinya, saya dan banni seperti Rodeo dan banteng yang siap menunggu untuk menyerang dan menghindar, ia mengeluarkan semua unek-unek yang selama ini ia pendam. Mulai dari nilai rapot yang saya bicarakan dengan seorang teman, ia merasa gak suka kalo urusan pribadi dia harus diketahui orang luar dan masih banyak rancuan (omongan) yang ia utarakan.
Meluapkan kekecewaan dengan amarah bukan menjadi sesuatu hal yang salah dilakukan. Sebaliknya, memendam emosi dan amarah akan menimbulkan terjadinya gangguan kesehatan pada tubuh dari itu saya membiarkan banni terus bicara sambil saya timpali. Jangan tanya emosi saya saat itu seperti apa, jujur awalnya saya tidak bisa mengendalikan emosi saya sendiri karena ini kali pertama banni melakukan hal seperti ini. Bahkan ada tetangga yang mengintip sebenarnya apa yang terjadi, malu, sedih, bingung dam marah menjadi satu dalam satu waktu yang saya rasakan. Saya berusaha mengandaikan diri terlebih dulu mencoba menekan emosi saya agak tidak terpancing oleh ucapan banni cukup sulit tapi Alhamdulillah saya mampu mengontrol.
Saat emosi kamu sudah tak bisa lagi ditahan, cara pertama yang bisa kamu lakukan adalah menarik nafas sedalam mungkin berulang kali. Cara ini disinyalir dapat menurunkan tekanan darah sekaligus obat penenang alami. Menarik nafas dalam dan berulang-ulang akan membuat saya menjadi lebih rileks.
Berusaha agar tetap waras dalam menjadi orang tua.
Setelah mendengar semua yang banni utarakan dalam emosinya, saya mencoba minta maaf “Ok Bunda minta maaf sama banni jika memang ada privasi banni yang tanpa senagaja Bunda usik, tapi bunda melakukan itu bukan untuk membandingkan tapi lebih mencari solusi”. Tetap mengajak anak berbicara tanpa harus memojokkan ia sekarang diposisi salah.
Menjadi orang tua memang tidak ada sekolahnya, tapi dari setiap kejadian membuat banyak belajar untuk melakukan kesalahan-kesalahan yang sama walaupun terkadang suka terulang kembali hehehe. Huff tetap berusaha untuk menjadi waras menjadi orang tua adalah hal yang sudah-sudah gampang bagaimana kita menyiasatinya saja, orang tua harus memiliki jiwa yang sehat baru bisa mengatur keluarga dan ada beberapa tips yang saya lakukan agar jiwa tetap sehat dan waras .
Melakukan hal kecil yang bikin mood saya jauh lebih baik, pagi hari setelah anak dan suami berangkat untuk sekolah dan kerja sebisa mungkin saya melakukan hal yang bikin saya merasa lebih rileks sehingga menikmati secangkir kopi hangat sambil mendengarkan lagu-lagu yang saya suka. Terkadang jika hari libur saya minta ijin untuk me time pergi sendiri misalnya ke mall hanya untuk nonton, cafe atau duduk melihat orang yang sedang lalu lalang lewat di mall hahaha… Banyak yang bilang cara saya ini lucu cukup melihat orang lalu lalang saja sudah bikin otak sedikit lebih waras.
Dalam perdebatan kemarin membuat emosional saya terkuras habis perlu banget mengisi kembali kebahagiaan dalam hidup saya, minta ijin sama bojoku dan anak-anak untuk mudik ke kampung untuk melihat pemandangan sawah yang sedang hijau royo-royo. Jadi mudik ke kampung halaman dengan anak balita berdua saja adalah tantangan tersendiri nanti insyaallah akan saya tulis nikmatnya mudik berdua dengan anak balita, dan setelah pulang dari kampung Alhamdulillah pikiran sudah makin lebih fresh dan siap menghadapi keajaiban tingkah laku ketiga super boy ku.
Leave a Reply