Attaya kita berusia 23 bulan dan bulan depan tepatnya 29 Maret adalah ulang tahun yang ke 2, rasanya cepet banget waktu berlalu baru kemarin menimang dia memakai popok bayi sekarang sudah berlari-lari kesana dan kemarin. Sikap keingin tanyanya bikin kita satu rumah di buat pusing, baru saja tempat di beresin Abang Raihan eh dalam hitungan menit sudah bertaburan mainan attya di sana sini, Abang Raihan hanya pasrah melihat perbuatan yang adenya lakukan.
Attaya menciptakan coretan di dinding, lantai dan buku pelajaran abangnya
Sekarang Attaya sedang gemar sekali mencoret-coret, baik di buku, tembok bahkan kaki dan tangannya abis semua dengan spidol. Kita gak bisa melihat spidol menganggur karena kalo sudah ia pegang pastinya akan habis tembok, buku abangnya pada di coret-coret. Niatnya kita mau mengecat dinding tapi untuk sementara waktu kita urungkan dulu karena biarkan Attaya berkarya disana Haha.

Anak yang gemar coret dinding sebenarnya sedang menunjukkan perkembangan mereka. Kemampuan mencoret-coret dan menggambar merupakan hasil dari pencapaian berbagai milestone motorik halus motorik kasar, dan kongnitif anak. Bunda ketika menemukan Si Kecil sudah mulai aktif mencoret-coret dinding atau furnitur rumah, itu tandanya mereka siap untuk belajar menulis. Saat anak telah bisa menggenggam krayon atau pensil dan menggoreskan titik dan garis di dinding, maka sebenarnya mereka telah berkembang dalam hal perkembangan kognitif keterampilan motorik kasar, dan pemikiran kreatifnya. Jadi bunda dan ayah cobalah untuk fokus pada apa yang mereka ciptakan.
Jadi bunda yang harus lebih teliti saat anak sudah memegang alat tulis takutnya yang di buat nulis adalah buku pelajaran kakaknya, Attaya kemarin abis coret-coret di buku pelajaran Abang Raihan. Maafkan ya Abang Attaya masih belum paham itu buku terpakai atau tidak jadi mulai besok taro bukunya jangan sembarang ya laci buku juga tolong dikunci.
Saat anak-anak mencoret-coret dinding sebenarnya mereka sedang belajar :
- Pengembangan keterampilan
- Tahap eksplorasi
- Mengekpresikan kreatifitas
Nah bunda karena tembok rumahku sudah gak karuan rupanya Attaya mulai saya berikan seperti aturan, mulai saya berikan buku khusus untuk ia sendiri dan juga alat tulis yang memang untuk dia berkarya dengan coretan-coretan maha karyanya hahaha. “Nak kalo tulis-menulis jangan di tembok ya, dibuku ini aja dan ini bukunya dan pinsil Attaya kalo mau tulis-tulis ya nak tidak di tembok, buku Abang atau ditangan dan kaki kamu lagi ya” itu saya jelaskan kepada attaya balita yang belum ganap dua tahu usianya.
Yah namanya juga usah kan gak maslahah ya, walaupun ia tetap menulis di tembok, lantai dan sekarang ada media baru untuk ia menulis yaitu baju yang ia kenakan sambil menunjuk karyanya aku hanya bisa mengelus dada apa bisa hilang itu noda nak. Hanya senyuman kecut dan sambil terus menerus mengulang jika menulis harus di bukunya Attaya sendiri yaa.
Bunda dan ayah janganlah menggunakan hukuman dan mengekspresikan kemarahan karena itu tidak akan membantu sama sekali. Ingatlah bahwa anak-anak juga meniru perilaku, dan ketika orang tua mereka marah, biasanya anak cenderung melakukan hal yang sama sehingga mengeluarkan reaksi memberontak. Sebaliknya, beri tahu pada anak tentang alasan mengapa mereka tak diperbolehkan untuk mencoret dinding. Edukasi perlahan dan lakukan secara terus-menerus hingga anak mengerti.
Sekarang kalo attaya mau tulis ia akan kasih kode, dengan mengambil bukunya sendiri dan alat tulisnya. Ah happy banget deh bundanya walau sesekali masih tetep tembok tempat paling asik buat ia coret-coret.
Leave a Reply