Penulis :Fahd Pahdepie
Penyunting : Falcon Publishing
ISBN : 9786026052455
Halaman : 353
Cetakan : pertama-Maret 2017
Penerbit : PT. Falcon
Harga : Rp.85.000
Bintang : 3,75/5
Menuju arah pulang ke daerah Bintaro sambil memainkan hp kesayanganku, tertiba pemberitahuan jika kuota anda suah habis itu rasanya sangat menyebalkan. Bingung harus melakukan apa? ku buka tas ransel dan melihat satu novel, Huff Novel dengusku…..
Mulai kubuka halaman demi halaman, mulai terasa masuk ke sosok tokoh pada halaman ke 10. di buka dengan kisah sedih kematian “Ibun” dan keterpurukan Angan yang kehilangan Ibunda tercinta. Juga menampilkan sosok Pagi… yah Pagi… wanita cantik dengan sifat yang agak sedikit keras kepala… sedang asiknya membaca buku ternyata aku terlewat satu stasiun yang harusnya aku turun, sambil menatap buku ini ak memasukanya k dalam ransel dan berfikir ingin melanjutkanya membaca di rumah.
“Hidup tetap indah, meski kita tak bisa menyelesaikan hitung-hitungan Matematika” ” sebab hidup jadi indah karena kita tak selalu dapat memperhitungkanya, banyak hal dalam hidup ini nggak bisa dihitung. Cinta, Persahabatan, perasaan manusia punya keterbatasan yang nggak bisa dimatematikakan,” #66 #AnganSenja&Senyumpagi
Kutipan di atas di ambil dari salah satu Halaman dari Novel Fahd Pahdepie yang berjudul Angan Senja & Senyum Pagi, saat kamu muali membaca Novel ini jika bisa lebih sensitiv akan menemukan satu cirihas yaitu nama dari semua tokoh dalam buku adalah nama-nama asli dari Indonesia seperti Embun, Angan, Pagi, dan Hari.
“Kucoba memahami tempatku berlabuh, terdampar dikeruhnya satu sisi dunia… Hadir di muka bumi tak tersaji indah, kuingin rasakan Cinta….” Aku tahu musik bagus sejak dari nada pertamanya. Aku tahu lagu bagus bahkan sebelum liriknya dinyanyikan. Mungkin seperti kamu suka angka-angka dan hitungan matematika, kamu menikmatinya begitu saja. Mungkin saat ak pakai perasaan, kamu pake logika “Angan menatap pagi ia pun mengangguk”
Pagi, Gadis Cantik dengan senyum dan lesung pipit yang tak bisa dihindari siapa pun. Dan pagi akan tersenyum kepada siapa saja yang berpapasan denganya. Seperti biasa, ia salah kostum! Tapi tak sedikit pun mengurangi daya tariknya. Pagi, Rambut kecoklatan, baju yang selalu salah seolah ingin diperhatikan semua orang, dengan mengenakan seragam yang salah. Saat orang mengenakan seragam putih-abu, Pagi akan datang dengan celana olahraga. Namun sesalah apa pun, seaneh apa pun, ia selalu berhasil mencuri pertunjukan manapun.
Angan pemuda yang apa adanya, juara Olimpiade Matematika melekat predikat sijenius yang cupu. setiap hari layaknya anak-anak jenius yang peganganya buku dan bergaul di perpustakaan, namun saat mengenal Pagi hidupnya sedikit berubah, yah ada rasa yang aneh saat kedua bola mata mereka beradu terasa sesak didada dan jantung berdebar lebih kencang ya… hanya pagi yang bisa membuat angan seperti itu.
walau, beda kepribadian keduanya sama-sama menyukai musik, angan menyukai musik seperti ia menyukai angka-angka di kepala. Angan menikmati musik lewat logika. Sementara bagi Pagi ia menyukai musik dengan perasaan, suka ya suka tidak ada logika penjelasan.
sebuah lorong kecil di belakang sekolah tempat dimana mereka tanpa sengaja bertemu, dari awal hanya ingin menghindar dari satu mata pelajaran yang Angan sudah bosan dengan semua rumusnya, sedangkan Pagi menghindar dari Pr matematika yang belum sempat ia kerjakan. Fahd Pahdeoie seakan ingin menceritakan keseruan saat-saat kenakalan kita cabut dari satu mata pelajaran yang mungkin enggan kita ikuti, dan pasti disetiap sudut sekolah ada tempat favorid untuk kumpul bersama, atau hanya menyendiri seperti Angan dan Pagi.
Sepenggal potongan bait lagu dari grup band “Dewa 19”, memaksa aku tuk kembali ke masa 15 tahun silam. yah kisah Angan dan Pagi yang membuatku seakan-anak bercermi dimasa SMU yang diam-diam memendam rasa tanpa bisa mengutarakanya, saat melihat dia yang lewat saja sudah merasa senang dan jantung seakan ini berdebar. Teringat surat cintaku pada masa itu, karna tidak semua anak mendapatkan fasilitas Hp seperti sekarang ini.
Untukmu danmasa lalu
semua yang tersimpan dalam ingatan namun tak terkatakan
beberapa keputusan tak bisa diubah, meski bisa disesali
sementara waktu tak mungkin diulang
kisah manis selalu layak dikenang
semoga mereka mengerti…….
wuiih jadi penasaran, boleh dunk pinjem..
bawa ya hari ini hahahaah #nodong
btw ini genrenya romantis gitu ya..
lucu jg nama tokohnya pagi, belum pernah sih ketemu org dgn nama ini.
kalau senja aku punya temen namanya senja
Kayaknya bagus tp butuh konsentrasi ni buat nelaah ceritanya danng bisa sepotong
Wah ternyata suka novel juga ya, Jadi pengen baca juga “Angan senja senyum pagi”. Dl masih sekolah aku juga suka lohhh baca novel. Jd kangen….
Embun, Angan, Pagi, dan Hari.
Lucuk juga namanya yaa… Tapi kalo nama Pagi itu lebih terkesan nama cewe deh.
Yakin deh baca ini, jiwa muda nya pasti langsung muncul 😀
Duluu..aku selalu menyebut mentari sebagai penggambaran sosok yang memberi semangat..mirip tokoh Pagi gak yaa..hehehe..tapi baru baca reviewnya aja udah suka..penasaran..pingin ngelanjutin..???
Suka dengan gaya bahasanya dari novel ini,, ceritanya romantis ya
Suka dengan “Hidup tetap indah, meski kita tak bisa menyelesaikan hitung-hitungan Matematika”?
Karena aku rasa hidup jika terlalu berhitung maka tidak akan ada rasanya lagi memaknai hidup?
Wuah sepertinya saya waiting list kedua sewa novel nih. Pagi mengingatkan masa SMA saya yg menghindari Matamatika. Nah kl cuma lihat2 aja udah senang. Juga pernah ngerasain. Padahal signal balasan sudah ada. Aku malah nguber yg lain. Dan kandas di jl. Tahu gitu si BFF itu yg kusosor. Lbh mengayomi.
Kok ini buku kayaknya seru deh.
Aku suka yang dia sebut perasaan dan logika. Yang kek gitu biasanya suka bertolak belakang tapi berilmu.
Dari ringkasan ceritanya sih ini percintaan masa sma, duh jd keinget masa sma dulu, ah sudah lah. Hehehe….. Eh tapi untuk menelaah bahasanya kayak agak sulit dimengerti ya, ini uniknya, jadi bikin penasaran untuk baca lebih detail lagi. Makasih untuk info ringkasan ceritanya ya mba echi.
Jadi terinspirasi kalau punya anak bisa dikasih nama embun atau Pagi?. Nice review mbak echi ?
Sudah lamaaa banget ga baca novel mungkin udah tahunan wkwkwk…..tapi aku suka dengan alur ceritanya karna jadi teringat jaman SMA juga yang pernah kabuuur karna ga seneng plajaran matematika.
nama tokoh, sepenggal ceritanya melalui tulisan ini bikin jadi mau beli buku nya..makasih y Mba Echi
Dulu sebelum nikah aq pecinta novel banged bun echi,ceritanya beragam,apa aja aq suka,apalagi yg kayak ginih “angan senja dan senyum pagi”
Bagus banged novelnya,bikin kita punya deskripsi sendiri,mulai dari nama tokoh dan kalimat-kalimat khiasan yang banyak..
Cucoookkk Novelnya bun echi,review nya Bagussssss ?
Hmmm…. penasaran baca bukunya kaka Echi, pinjamin dong…
Aku pribadi selalu menikmati hidup dan mengoptimalkan talenta semampu aku bisa.