Ini pertama kalinya saya berkunjung ke kantor Unilever, saat datang yang saya lihat adalah kebersihan tamanya yang ditumbuhi pepohonan hijau dan bunga-bunga yang terawat dengan baik tak ada sampah. Walau hari ini hujan deras tidak menyurutkan keinginan saya untuk mengetahui lebih jelas program yang sedang ditangani oleh Unilever indonesia yaitu Unilever Sustainable Living Plan (USLP).
Sejak berdiri pada tahun 27 November 2000, Yayasan Unilver Indonesia (YUI) telah berperan besar dalam menyusun dan Mengimplementasikan program-program sustainability berdasarkan Unilever Sustainable Living plan (USLP). YUI berdialog dengan sejumlah pihak untuk merencanakan program bersama berbasis masyarakat. Untuk memastikan program yang berkelanjutan, pemilihan mitra yang tepat sangatlah penting.
Data BPS pada bulan Maret 2017 mencatat jumlah penduduk miskin di Indonesia dengan pengeluaran per kapita perbulan di bawah garis kemiskinan mencapai 27,77 juta orang, meningkat sebesar 6,90 ribu orang dibandingkan tahun sebelumnya.
Dalam hal lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI menyatakan bahwa setiap tahunnya dihasilkan 65,8 juta ton sampah di Indonesia dengan tingkat pemilahan sampah di masyarakat yang masih rendah. Sebanyak 1,29 MMT (million metric tons) sampah plastik dari Indonesia terbuang ke laut setiap tahunnya.
PT Unilever Indonesia Tbk, melalui program Sustainability Day, ingin menyampaikan bahwa entah berapa banyak ton sampah yang kita hasikan setaip harinya, minggu bahkan bulan. Dari program ini Unilever ingin mengajak masyarakat bagai mana membuat gundukan sampah ini menjadi ladang uang dan menghasikan sesuatu yang lebih bermanfaat. Acara ini bertujuan untuk memasyarakatkan cara hidup dan cara berbisnis yang berkelanjutan/sustainable.
Misi dari YUI adalah untuk menggali dan memberdayakan potensi masyarakat, memberikan nilai tambah bagi masyarakat, menyatukan kekuatan dengan mitra-mitranya dan bertindak sebagai katalis untuk membentukan kemitraan baik dari institusi pemerintahan, LSM, Akademisi, atau kelompok masyarakat setempat.
Unilever Sustainable Living Plan (USLP)
Secara global, pada tahun 2010 Unilever meluncurkan Unilever Sustainable Living Plan, strategi untuk terus mengembangkan bisnisnya seraya mengurangi setengah dampak lingkungan yang ditimbulkan dan meningkatkan dampak sosial bagi masyarakat. USLP memiliki tiga tujuan utama:
- Meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan 1 milyar orang pada 2020
- Mengurangi setengah dari dampak lingkungan yang dihasilkan dari operasi bisnisnya pada 2030
- Meningkatkan penghidupan jutaan orang pada 2020.
Program Sustainability yang telah dilakukan Unilever
Pilar Kesehatan & Kesejahteraan (Health and Wellbeing)
- Hingga 2016, Unilever telah mempromosikan kebiasaan tentang kesehatan dan kebersihan yang lebih baik kepada 88 juta orang Indonesia melalui program berbasis masyarakat.
- Dalam sisi nutrisi, tim R & D (ahli gizi) Unilever berusaha keras untuk mengurangi kadar garam, gula, dan lemak di seluruh produknya.
Pilar Lingkungan (Environment)
- Mengembangkan 1.630 bank sampah di 17 kota yang tersebar di 12 provinsi. Bank sampah telah mengumpulkan 4.363 ton limbah anorganik
- 0 (Zero) sampah ke TPA dari seluruh pabrik dan kantor pusat
- Mengembangkan satu teknologi mutakhir pengolahan sampah plastik fleksibel yang dinamakan CreaSolv® Process.
Pilar Peningkatan Penghidupan (Enhance Livelihood)
- Menciptakan inklusif bisnis bagi petani kecil dan pengecer skala kecil
- Hingga 2016, Unilever telah meningkatkan mata pencaharian 35.500 petani kedelai hitam dan petani gula kelapa yang memasok bahan baku kecap Bango
- Tahun 2017, Unilever mulai memberdayakan pemetik teh di balik daun SariWangi.
- Membantu lebih dari 500 ribu peritel kecil untuk meningkatkan pendapatan mereka melalui platform distribusi berbasis IT – LeverEdge
- Mengaktifkan 3.320 perempuan Indonesia untuk mengakses program Pemberdayaan Perempuan Saraswati
Sekarang bagai mana kita harus menjadi lebih kreatif dar barang-barang yang tidak bermanfaat menjadi satu barang yang bisa digunakan dan ada nilai rupiah yang dihasilkan, maka dari itu masyarakan mempunyai program bang sampah. Bang sampah adalah layaknya seperti orang menabung, namun bedanya adalah yang ditabung adalah sampah yang bisa di daur ulang dan nantinya masyarakan yang ikut dalam program bank sampah akan bisa mengumpulkan hasil uangnya untuk disimpan.
Sekarang bagai mana kita saja mau lebih maju atau hanya melihat sampah menumpuk dan menjadi lautan sampah, dan di sini saya dapat melihat aneka ragam barang yang terbuat dari sampah daur ulang seperti tas, payung, tempat pinsil bahkan dompet yang lucu. Jadi bagaiman adengan kamu mau mengurangi jumblah sampah dengan membuatnya menjadi barang yang berguna atau tetap membiarkan sampah itu menjadi gundungan yang tidak terpakai layaknya sampah.
[…] Sustainability Day With Unilever Indonesia21 December 2017In “CelotehanEchi” […]