Mading atau Majalah Dinding, jaman SMA dulu tak pernah absen untuk menaruh satu artikel didalamnya entah puisi, cerpen atau curhatan gombal. Usia satu artikel paling lama bertahan 2-3 minggu karna harus ada artikel/info baru setiap minggunya. Jujur agak sedih sih saat karya kita turun dari sana kalo tidak masuk gudang dan numpuk jadi hingga berdebu atau dibakar hilang jadi abu.
Ada banyak bahan yang sering digunakan saat membuat Mading, yang paling sering digunakan
adalah kertas karena mudah dibentuk, dihias, dan dikreasikan. Penggunaan bahan-bahan ini perlu
dipertimbangkan oleh si pembuat Mading, karena Mading perlu diturunkan dan didaur ulang ketika
masa penayangannya sudah berakhir.
Sangat disayangkan bila di sisi lain Mading memiliki dampak buruk untuk lingkungan. Itulah
sebabnya, Mading konvensional perlu bergerak bersama dengan lajunya era digital. Mading berupa
kertas, triplek, atau styrofoam yang dipajang di dinding perlu diubah formatnya dalam Mading
Online tanpa penggunaan kertas sedikitpun.
JANGKAUAN MADING LEBIH LUAS
Selain meminimalkan penggunaan kertas, jangkauan informasi yang dimuat dalam Mading pun
menjadi lebih luas. Suatu karya Mading yang telah diunggah di dunia maya akan abadi, Mading hijau
tanpa kertas, dapat dicari kembali, dan mudah diakses.
Bayangkan jika Mading suatu sekolah tidak hanya dapat dilihat oleh murid di satu sekolah saja
namun dapat dibaca oleh seluruh siswa sekolah dan komunitas baru di Tanah Air. Tentunya
pertukaran informasi dan kreativitas siswa suatu sekolah akan melaju lebih cepat. Itulah sebabnya
MadingSekolah.Id hadir sebagai wadah baru pengganti majalah dinding konvensional
“MadingSekolah.id memberikan wadah bekreasi bagi seluruh pelajar di Indonesia. Di sini, seluruh
pelajar dapat memasukkan konten kreatif dalam rupa artikel, desain, animasi, fotografi, hingga
video,” ujar Oktora Irahadi selaku Inisiator Program MadingSekolah.id.
“MadingSekolah.id bekerjasama dengan Google, Cameo Project, Maarif Institute, Love Frankie, dan
Ruang Guru untuk mendukung kreativitas seluruh siswa sekolah dan guru di Indonesia. Tujuannya
agar mereka dapat menjadi Content Creator yang jeli dan kreatif, sekaligus memberikan wadah
untuk ruang belajar dan ruang gerak yang positif,” lanjutnya.
TENTANG MADINGSEKOLAH.ID
MadingSekolah.id merupakan Majalah Dinding versi online yang disajikan dalam format Social
Media. Setiap sekolah dapat memiliki sebuah akun pada MadingSekolah.id. Di dalam
MadingSekolah.id, setiap siswa dan guru yang terdaftar dapat bebas berkreasi memasukkan konten,
kemudian menata dan menyesuaikannya menggunakan fitur-fitur yang telah tersedia.
Berbagai fitur yang ada di dalam MadingSekolah.id sangat user friendly. Semua siswa yang terdaftar
dapat mengedit konten yang telah diunggah jika dirasa ada informasi yang perlu ditambahkan,
termasuk mengubah tata letaknya kapan saja melalui laptop atau smartphone.
MadingSekolah.id akan diluncurkan pada bulan Maret2019 nanti. Pada bulan yang sama hingga akhir
tahun 2019 nanti, MadingSekolah.id akan melakukan sosialiasi ke 10 kota besar di Tanah Air untuk
memberi kesempatan para siswa dan guru berbagi ilmu bersama beberapa pakar Content Creator.
Pada forum tersebut, setiap sekolah dapat membuat Mading dan berkreasi pada MadingSekolah.id.
Ada berbagai hadiah menarik yang akan diundi setiap bulan. Sedangkan bagi rekan wartawan, pada
akhir tahun, dua orang yang beruntung pun akan diberi kesempatan untuk datang ke Kantor Pusat
Google di Singapura bersama MadingSekolah.id
Jadi dengan adanya MadinhSekolah.id para siswa dan siswi bisa semakin aktif berkarya dan pastinya lebih update karna madingnya sudah ada didalam genggaman tangan kita, kabat baiknya limbah dari kertas bisa kita kurangi walau hanya beberapa persen saja.
Leave a Reply