Assalamulaikum ayah dan Bunda, bagaimana sudahkan Ananda mendapatkan pelukan dan kecupan hangat dari kalian hari ini. Jika sudah berarti anda dan anak-anak sudah mendapatkan energi positif yang full, pastikan anak-anak berangkat kesekolah dengan suasana happy dan pastinya perut yang sudah terisi oleh berbagai nutrisi yang sudah bunda buatkan untuk keluarga tercinta.
Kali ini saya akan membahas tentang Emosi anak, beberapa hari ini WA Grup sekolah ramai dengan kata-kata yang kurang baik menurut saya karna ada salah satu siswa menonjok teman sekelasnya hingga mendapatkan pipinya yang lebam, masalahpun makin panjang dan rumit disatu sisi orangtua korban tidak terima anaknya dapat perlakuan seperti itu (menurut saya wajar ya) dan disisi lain orangtua pelaku kok menanggapinya acuh tak acuh dengan kasus ini ya… agak sedikit gemas dan akhirnya saya bertanya kepada Banni anak saya yang satu kelas denganya.
Setelah dapat info dari Banni dan anak yang aktif ini, wow ternyata kasusnya sama seperti anak saya Banni ketika dia duduk di Taman Kanak-kanak. Banni bukan tipe anak yang aktif dan bukan anak yang jail juga disekolahnya, tapi ia tipe anak yang nggak mau diusik saat dia sedang asik melakukan sesuatu terlebih ada kawanya yang iseng dan memaksa ia untuk melakukan hal lain yang tidak mereka sukai.
Jika ada paksaan atau sikap tidak menyenangkan dari kawanya, Banni tidak akan segan-segan menghantapkan tinjunya atau benda disekitarnya untuk membuat gangguan itu pergi.
Lingkungan Keluarga Adalah Contoh Perkembangan Emosi pada Anak.
Membaca dari judul diatas pasti Ayah dan bunda tahu dong apa yang dimaksud, yapp anak-anak adalah peniru yang handal mereka dapat merekap apa saja yang akan kita lakukan dan perbuat, dari segi kita bertutur kata hingga sikap kita terhadap mereka. Seperti halnya Banni dan kawan sekelasnya ini kenapa mereka dapat melakukan hal itu, karna mereka mendapatkan contoh dari lingkungan keluarganya.Setiap pagi saya pastinya sibuk untuk bagun pagi-pagi mempersiapkan sarapan untuk keluarga dan bekal anak dan suami, disini ada sikap saya yang salah terhadap anak-anak sehingga banni meniru sikap salah ini dan mempraktekkan di kehidupanya. Banni ingin membantu saya menyiapkan sarapan dan bekal makanan untuk mereka, tapi saya tolak karna akan menghambat waktu kerja saya yang hasilnya anak-anak akan kesiangan dan bekal sekolah pun tak beres, kejadian ini terus berlanjut hingga suatu hari saya membentak banni agar duduk dimeja makannya tanpa harus mengganggu saya yang sedang bekerja atau melakukan kegiatan yang sedang saya lakukan.Dan hasilnya hemmm…… saya mendapatkan tamparan yang tidak ternilai Banni melakukan hal yang sama di luar rumah, ah saya sedih disini saya memberikan contoh yang buruk untuk anak saya padahal ia hanya ingin membantu saja. Dari sini saya mulai rubah kebiasaan saya, saya mencoba kembali mencontohkan anak-anak dengan perilaku yang benar. Sekali lagi anak-anak hanya meniru kita dan jangan pernah salahkan mereka jika mereka melakukan hal yang sama.
Terapkan Pola Asuh Grow Happy bersama Nestle LACTOGROW
Bunda dan Ayah yuk kita buat anak-anak kita selalu Happy dalam memulai sesuatu, usahakan anak-anak selalu bahagia tapi yang saya maksud bukan bahagia karna materi ya tapi karna lingkungan keluarga yang selalu mendukungnya.
- Menjadi Pendengar yang baik, Bukan bunda saja yang harus mendengarkan, tapi peran seorang Ayah juga harus ikut peran didalamnya untuk mendengarkan celotehan anak-anaknya saat bercerita. Walau kita dalam keadaan lelah pulang dari kantor atau bunda capek mgengurus rumah, kita harus siap sedia berada disisi Ananda saat mereka ingin bercerita. Jika mereka tidak atau sungkan untuk bercerita kita yang bertanya bagaimana rasa masakan bunda hari ini, sekolahnya atau saat perjalanna pulang kerumah, carilah obrolah apapun agar anak mau terbuka dengan kita.
- Memberikan Pelukan yang hangat, Bunda walau anak-anak sudah besar mereka tetap memerlukan pelukan loh, mungkin mereka merasa sungkan untuk bercerita tapi pastikan ikta memberikan tempat yang paling nyaman dalam pelukan dan dekapan kita. Setiap hari Raihan dan Banni selalu mendapatkan itu dari Bundanya, mau berangkat sekolah, pulang sekolah setelah mereka selesai belajar ah pokoknya setiap saat. Tapi abang raihan sekarang jarang dipeluk mungkin ia merasa sudah besar kali ya hihihi… (jangan baper ya bunda , karna itu wajar).

Kematangan emosi anak dan kebahagiaan anak dapat dibantu dengan mempraktekkan prilaku positif, misalnya dengan mengajarkan kebiasaan bersyukur. Anak yang pintar bersyukur akan tumbuh menjadi sosok yang optomis, berempati tinggi, dan lebih bahagia. Orang tua juga sebaiknya rutin menghabiskan waktu dengan anak. misalnya bersama berolahraga, bersihbersih rumah, mendampingi anak menonton acara tv, karena membiasakan gaya hidup aktif dapat meningkatkan kesehatan psikplogis da fisik loh Bunda . “ujar Psikolog Elizabeth santosa, M. Psi, psi, SFP, ACC.
Nah kalo sudah baik lingkunganya pastinya kita tidak boleh lupa bunda membersiapkan Nutrisinya juga ya, pastikan anak-anak mendapatkan Nutrisi yang terbaik. Dengan Nutrisi dan saluran cerna yang baik maka anak-anak akan dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, orangtua perlu memenuhi kebutuhan gizi dan membantu mengembangkan kematangan emosi anak.
Leave a Reply