Dering telpon di pagi dini hari membuat suami dan saya sontak kaget mendapat kabar yang tidak menyenangkan, “Hallo… Gung mama ada di UGD RSPP tadi malam jatoh dari tempat tidur sekarang mba Titi lagi nunggu, mama nggak boleh ditemuin lagi diruang Isolasi karna suhu tubuhnya 40 derajat Celcius” ujar si mba yang kebetulan asisten dirumah ibu mertuaku.
Panggilan telpon tersebut sontak membuat kami terus menangis, sambil perjalanan menuju RSPP begitu banyak hal yang kami fikirkan apa yang terjadi dengan mama kenapa demamnya tinggi sekali, apa karna jatuh dari tempat tidur atau karna kena ahh….. Tak sanggup aku melontarkan kata-kata itu.
Sesampainya di UGD kami tidak boleh memenuhi mama yang sedang ada diruang Isolasi, ruang isolasi adalah ruang yang biasa pada umumnya ruang untuk perawatan hanya salah tidak sembarang orang boleh masuk hanya dokter dan perawat tertentu yang boleh diijinkan masuk untuk menjumpai pasien.

Kami sedang menunggu hasil dari Rapit Test Covid, test ini dilakukan dengan cara mengambil sampel darah dari ujung jari. Dengan Sempel darah tersebut dokter akan mencari penyebab penyakitnya yang membuat antibodi melemah, IgM dan IgG untuk virus Corona kedua antibody ini diproduksi secara alami oleh tubuh saat terpapar virus Covid.
Rapid test COVID-19 dilakukan untuk mendeteksi apakah di dalam darah terdapat antibodi IgM dan IgG yang bertugas melawan virus Corona atau tidak. Kedua antibodi ini diproduksi secara alami oleh tubuh ketika seseorang telah terpapar virus Corona.
IgG adalah jenis antibodi yang paling umum ditemukan dalam darah dan cairan tubuh lainnya. Antibodi ini akan menyimpan memori terkait bakteri atau virus yang pernah masuk ke tubuh, sehingga dapat memberi perlindungan terhadap infeksi selanjutnya.
Tubuh menghasilkan IgM setelah terpapar oleh bakteri atau virus untuk pertama kalinya. Oleh karena itu, antibodi ini merupakan perlindungan pertama terhadap suatu infeksi.
Ketika tubuh pertama kali terinfeksi, kadar IgM akan meningkat. Kadar ini lalu menurun seiring meningkatnya kadar IgG untuk memberi perlindungan jangka panjang terhadap infeksi.
Bila hasil rapid test positif namun tidak bergejala atau hanya bergejala ringan, Anda akan disarankan untuk melakukan isolasi mandiri. Jika pernah ada riwayat kontak erat dengan pasien positif COVID-19, Anda dinyatakan sebagai orang tanpa gejala (OTG). Selanjutnya, akan dilakukan pemeriksaan PCR sebanyak dua kali selama 2 hari berturut-turut untuk konfirmasi.
Sambil menunggu hasilnya kami bertanya-tanya tidak ada orang yang keluar masuk dirumah mama kecuali memang Mba Titi dan Agung suami saya yang setiap minggunya menyetok keperluan dapur untuk sehari-hari seandainya terkena virus tersebut tertular dari mana??.
Menunggu hampir dua jam dan hasil test pun keluar, Alhamdulillah hasilnya negatif kamipun sujud sukur kepada Allah SWT. Tapi kata dokter ada virus TB yang kembali aktif ditubuh mama, memang beberapa tahun lalu mama sempat mempunyai sakit TB tapi itu sudah sembuh dan sekarang ternyata virus itu aktif kembali di dalam tubuhnya dokter menyarankan agar dirawat karna demam pada tubuhnya yang belum turun juga.
Untuk hasil rongsengnya Alhamdulillah juga bagus tidak ada perlu di khawatirkan tidak ada pengetesan tulang saat beliau jatuh jaya saja luka memar sedikit yang nantinya akan hilang sendiri, hasil dari penjelasan dokter ternyata kita perlu sekali menjalankan Rapid test terlebih lagi suami yang bekerja diluar rumah hampir setiap hari bertemu dengan banyak orang diluar sana, walau kami sudah melakukan standar kesehatan dengan menggunakan masker, mencuci tangan dan pulang langsung mandi dan mencuci baju yang habis dipakai.

Perlukah Kita Lakukan Rapid Test ?
Sekarang kita memasuki New Normal dimana hanya sistem imunitas kita saja yang akan menjamin kita untuk tidak terpapar COVID-19, rasanya seperti buah simalakama. Saat dirumah sakit banyak tanya jawab dengan dokter disana tentang Covid.
Setelah banyak tanya jawab dengan Dokter, kami sekeluarga sangat ingin sekali melakukan Rapid Test. Karna virus Corona akan tidak terlihat pada manusia yang memiliki daya imunitas yang bagus, sekarang tinggal memutuskan kita untuk memeriksakan Rapid Test dimana??.
Halodoc salah satu aplikasi yang bisa kita andalkan untuk melakukan Rapid test Jakarta, ada tersebar di beberapa klinik yang bisa kita lakukan. Untuk menghindari keraguan kita lebih baik kita melakukannya jadi tidak khawatir dengan kesehatan kita.
Siapa saja orang yang memerlukan Rapid Test Corona
- Orang tanpa gejala (OTG), terutama yang mempunyai pernah melakukan kontak minimal 7 hari dengan pasien positif COVID-19 atau memiliki risiko tertular dari penderita. Misalnya, petugas kesehatan.
- Orang dalam pemantauan (ODP)
- Pasien dalam pengawasan (PDP)
- Orang dengan profesi yang mengharuskannya melakukan kontak dengan banyak orang, seperti polisi, tentara, sopir kendaraan umum, petugas bandara, kurir, pejabat publik, pengemudi ojek online, dan sebagainya
Yuk kita terapkan hidup sehat dan terus memakai masker saat keluar rumah dan pastikan jaga jarak ya, semoga kita dapat melewatinya dan Covid lekas menghilang dari muka bumi ini Aamiin..
oke oke dijadwalkan rapid test secepatnya yaaa Echi, makasih infonya
Penting banget nih Rapid Test biar kita ga was-was
Aku sudah rapid test bun kemarin apalagi pas hamil begini udh wajib ikutin SOP