Pro dan Kontra masalah Asuransi di masyarakat sudah ada sejak dulu, ada yang percaya dengan Asuransi ada pun yang masih ragu. Perlu kita ketahui Asuransi dengan sistem investasi sudah banyak, investasi sendiri juga banyak masyarakat mulai tertarik seperti saya suka sekali berinvestasi di dalam logam mulia selain harganya cukup lumaya juga nilainya lumayan stabil paskah untuk ibu rumah tangga seperti saya ini.
Tapi tidak banyak juga masyarakat yang menjadi korban Asuransi, disini bisa dibilang kita yang tidak mengenal produk Asuransi itu sendiri atau memang Pihak Asuransi yang tidak jujur tentang produk mereka sendiri yang dijual?. Yuk kita bahas bagaimana kita masyarakat memiliki Asuransi yang aman dengan bijak.

Tingkat literasi asuransi yang belum memadai di masyarakat menyebabkan munculnya berbagai keluhan tentang produk asuransi yang terkait dengan investasi. Karena itu, Tokio Marine Life Insurance Indonesia menggelar Webinar Bijak Memilih Asuransi Yang Tepat dan Aman. Acara ini bertujuan memberikan edukasi kepada masyarakat agar lebih memahami produk dan perusahaan asuransi yang kredibel dan bereputasi demi menghindari berbagai permasalahan terkait asuransi di kemudian hari.
Patut disayangkan, bahwa maraknya kasus kerugian investasi dari produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi tidak lepas dari masih belum meratanya tingkat literasi masyarakat atas asuransi jiwa,” kata Muhammad Irsan, Head of Agency Training & Manpower Development, PT Tokio Marine Life Insurance Indonesia dalam webinar
Mengutip Survei Nasional Literasi Keuangan yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 2019 yang menunjukkan bahwa tingkat literasi keuangan di Indonesia khususnya di sektor asuransi jiwa masih rendah.
Persisnya, Indeks Literasi Asuransi hanya 19,4%, lebih rendah dari Indeks Literasi Perbankan yang mencapai 36,12%.

Tak hanya itu, penetrasi dan densitas asuransi jiwa di Indonesia juga masih sangat rendah. Data OJK menunjukkan sampai Juli 2020, penetrasi asuransi jiwa terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) di Indonesia baru 1,1%. Artinya, jumlah penduduk Indonesia yang memiliki polis asuransi jiwa baru 17,4 juta orang atau 16 orang per satu polis. Sedang densitas, atau pengeluaran per penduduk di Indonesia selama setahun untuk asuransi hanya sebesar Rp554.970.
Irsan menerangkan dari pemaparan di atas, berbagai keluhan pemegang polis yang muncul di media sosial dan terjadi di tengah situasi pandemi COVID-19 dengan penetrasi asuransi jiwa di Indonesia yang rendah menunjukkan perlunya semua pihak di industri ini untuk terus melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya memahami fungsi asuransi jiwa sebagai sarana perlindungan dan perencanaan keuangan keluarga masa depan.
Di Tokio Marine Life Insurance Indonesia, kami mempunyai program pelatihan berkala untuk para tenaga pemasar. Bahkan kami secara khusus juga mengundang trainer profesional untuk memberikan program pelatihan yang komprehensif sebagai bekal para tenaga pemasar kami agar mereka dapat menjual produk dengan cara yang benar,” ucapnya.
Leave a Reply