Terkadang merasa sedih, bersalah hingga emosi yang begitu luar bisa, enatah ini yang dinamakan apa?? Depresiasi kah, stress atau emosi yang tak terlampiaskan. Mungkin ini perasaan bukan hanya dirasakan oleh saya seorang bisa jadi beberapa seorang Istri dan ibu juga merasakan hal yang serupa tapi kita bingung memberikan nama apa untuk ini, yuk Bunda kita sama-sama mencari tahu sebenarnya apa sih penyebab apa yang sedang kita rasakan?? Apakah akan berakibat fatal jika kita biarkan terus berkelanjutan.
Apa itu Mommy Burnout ??
Memiliki tiga anak laki-laki membuat saya harus memiliki banyak stok sabar, tapi jika tidak dapat dibendung pastinya akan meledak seperti bom waktu. Anak tegah(anak kedua) saya memiliki selisih usia yang cukup jauh yaitu 10 tahun dengan anak Ragil (anak terakhir), sedang bersikap tegas dengan abang-abang (sebutan untuk anak pertama & kedua) mereka tapi dalam waktu yang sama harus berubah drastis saat menangani anak saya Ragil. Jujur itu bukan perkara yang mudah, merubah emosional dalam hitungan detik dan kadang disini saya marasa bingung harus berbuat bagaimana?.

Dari permasalahan saya dan mungkin banyak ibu lainnya, Hansaplast sebagai brand pertolongan pertama terkemuka yang telah mendampingi keluarga Indonesia dalam merawat luka selama hampir dari 100 tahun, menggunakan momen Hari Ibu untuk mengangkat isu serta kiat-kiat mengatasi Mommy Burnout dalam kampanye #SepenuhnyaUntukIbu.
Wow jujur tema ini sangat bagus sekali yuk kita cari tahu bersama Bunda apa itu Mommy Burnout?, Mommy Burnout – kondisi dimana seorang ibu kelelahan secara fisik dan mental dikarenakan tanggung jawab dari berbagai perannya sebagai istri, orangtua, dan tempat keluarga berpijak – seringkali diperbincangkan di media sosial. Namun, belum ada kiat yang realistis dan nyata untuk membantu ibu melewati masa tersebut. Saran seperti melakukan self-care belum tentu menjawab kebutuhan ibu yang sedang mengalami Mommy Burnout.
Terkadang saya juga merasa begitu emosional untuk hal sepele, apakah bahwa tanda saya mengalami burnout?. Jika memang saya mudah marah pada hal-hal sepele dan memiliki keinginan untuk melakukan kekerasan, sering merasa lelah dan kesepian, tidak terhubung dengan anak, dan cenderung menyalahkan diri sendiri.
Sebagai seorang ibu, aku merasa harus kuat menjalani tanggung jawabku untuk keluarga. Di sisi lain, aku juga ingin tetap memiliki aktualisasi diri. Dengan sebegitu banyaknya tanggung jawabku, kadang aku mengalami stres dan kelelahan fisik dan emosi tetapi aku sadar betul bahwa ibu yang bahagia penting bagi perkembangan anak. Oleh karena itu, dengan banyaknya peran yang aku jalani penting sekali untuk memastikan support system dari suami, dan keluarga terdekat sebagai salah satu cara untuk menangani mommy burnout. Ujar dr. Mesty Ariotedjo, Sp.A, Dokter Spesialis Anak, Founder @tentanganakofficial, & Mom Influencer

Tanda kamu mengalami Mommy Burnout.
- Emosi yang tidak stabil, marah-marah untuk hal kecil. Terkadang saya pribadi suka sekali membesar-besarkan masalah sepele, seperti sepatu tidak pada tempatnya atau melihat mainan anak berantakan. Terkadang anak menjadi sasaran emosi kita, stres bisa menyebabkan masalah-masalah kecil terlihat besar dan membuat kamu bereaksi secara berlebihan. Belajarlah untuk mengendalikan stress kita hadapi DNA jangan pernah menunda.
- Merasa kesepian & paling menderita, merasa hanya kamu yang berada disitu seperti ini. Setiap hari mengurus anak-anak, memasak bahkan mengerjakan pekerjaan yang tidak ada habisnya membuat kamu merasa orang paling sengsara dan sendirian di dunia ini. Yuk keluar dari situasi ini Bunda,buat me time mu sendiri di jam-jam sempit mu keluarga rumah tukar pikiran sharing dengan keluarga, atau mencari komunitas yang dapat mendengarkan dan memberikan solusi untuk mu.
- Melampiaskan kekesalan pada suami, oh now saya juga pernah melakukan hal ini kepada suamiku lucu sih kalo di kaji ulang. Saat suami pulang telat saya marah-marah gak karuan, semua yang dilakukan suami selalu salah.Bagaimanapun juga, emosi negatif ini bisa mengganggu keharmonisan rumah tangga. Jadi, kamu dan suami perlu bekerja sama dalam menjaganya. Saat salah satu sedang kelelahan dan butuh istirahat, yang lain perlu mengambil alih tugas mengurus anak atau mengerjakan tugas rumah.
- Merasa sakit diseluruh badan, hummm…. Gimana gak mau sakit seluruh badan karena tenaga kita habis untuk marah-marah sama anak dan suami. Bunda perlu kita garis bawahi ketika kamu merasa lelah secara mental, ini akan memengaruhi fisik secara langsung, solusinya berhentilah sejenak dan lakukan peregangan ketika merasakan sakit dan nyeri. Rileks sejenak kendorkan otot-otot badan yang kaku, tarik nafas keluarkan atur emosi kita agar stabil.
- Malas membersihkan badan (mandi), Sudan lelah fisik dan metal apa iya masih ada tenaga untuk membersihkan badan?. Pastinya males donk maunya tingal tidur dikasur aja. Awas nanti suami melirik ke perempuan lain jika kita tidak menjaga penampilan yang ada malah makin stress kita. Yuk jaga kebersihan badan, dan merawat penampilan kita Bunda.

Sebagai sosok terdekat, para suami memiliki andil yang sangat penting untuk membantu istri atau ibu dalam menjalani berbagai peran di kesehariannya. Langkah awal yang bisa dilakukan adalah dengan meningkatkan pemahaman atau kepekaan terhadap ibu agar dukungan yang diberikan sesuai, misalnya dengan memperhatikan apakah ada situasi yang mungkin membebani ibu, misalnya: apakah ibu sedang ada deadline pekerjaan atau si Kecil sedang susah makan, dan sebagainya. Ujar Psikolog Grace Eugenia Sameve
Teruntuk para suami, jika kalian melihat kok istrinya beda ya sering sekali marah-marah tanpa ada sebab yang pasti atau malas mengurus kebersihan badan nah harus mulai pendekatan yuk. Ajak istri bicara, bantu pekerjaannya seperti mencuci pakaian, mengurus anak dll . Tidak lupa ajak Istri untuk jalan-jalan mungkin ia jenuh dengan situasi atau rutinitas yang ia lakukan setiap hari.
Untuk para Bunda yang merasa ada ciri-ciri Mommy Burnout seperti yang diatas yuk segera bicarakan dengan suami, keluarga atau temen dekat kita jangan dipendam sendiri hingga berlarut-larut ya Bunda.
Senior Brand Manager Hansaplast Alanna Alia Hannantyas mengatakan, “Mengetahui bahwa bagian dari masalah Mommy Burnout adalah pola pikir bahwa ibu harus melakukan segala sesuatunya sendirian, Hansaplast menghadirkan kampanye #SepenuhnyaUntukIbu yang bertujuan melibatkan suami dan support system ibu seperti keluarga dan teman, untuk membantu ibu melewati masa ini. Suami, khususnya, adalah pilar pemulihan kekuatan sosok ibu sebagai pelindung keluarga. Hansaplast ingin mengajak suami dan para support system untuk memahami dan mengenali tanda-tanda Mommy Burnout, dengan saran dari pakar dan juga masukan dari para sosok suami yang mengetahui kiat-kiat mendukung ibu yang sedang melewati momen ini.”

Jujur saya sendiri merasakan mommy Burnout, rasanya tuh gak enak dan serba salah. Jalan keluar komunikasi dengan suami dan anak-anak, membagi tugas rumah dan terkadang saya bilang perlu waktu me time sendiri. Memiliki tiga anak laki-laki pastinya memerlukan tenaga extra dan P3K yang lengkap hahaha, mereka aktif banget setiap hari pasti ada yang terluka baik jatoh dari sepeda, main bola dll.
Hansaplast Salep Luka adalah salep serbaguna yang mengandung petroleum jelly murni dan bahan tambahan seperti Panthenol dan Glycerin untuk memelihara dan menenangkan kulit serta mempercepat penyembuhan luka serta membantu luka ringan sembuh 2x lebih cepat dan dengan risiko luka membekas yang lebih rendah. Hansaplast Plester Bekas Luka adalah plester transparan berperekat yang terbuat dari polyurethane, serta telah yang terbukti secara klinis membantu menyamarkan, mencerahkan dan menghaluskan tampilan bekas luka dalam 8 minggu pemakaian dimana hasil pertama dapat terlihat setelah 3-4 minggu pemakaian.
Leave a Reply